Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 Tahun 2024

        Modul 2.1 pada Pendidikan Guru Penggerak Tahun 2024 Angkatan 11 yang saya pelajari mengubah beberapa mindset saya. Beberapa hal yang mampu memberikan penyegaran dan konfirmasi bagi kegiatan yang telah dilakukan. Sebagiannya lagi merupakan materi baru yang memang sangat relate dengan pendidikan zaman sekarang. Sebagai seorang Guru SMA, berhadapan dengan banyak siswa di beberapa kelas memerlukan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan itu bisa dikemas dengan mengakomodir kebutuhan belajar mereka. Daya tawar Guru dan materi jika menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa bisa dikatakan sangat tinggi. Fokus siswa dalam belajar lebih panjang ketimbang menggunakan pendekatan lain. Pembelajaran berkesan dua arah dan siswa dituntut proaktif. 


        Perubahan mindset mengenai pembelajaran berdiferensiasi memberikan kontribusi kepada cara saya mengajar. Selain itu, saya bisa memberikan penularan konsep pembelajaran berdiferensiasi ini dalam kegiatan komunitas yang dikemas dalam kegiatan berbagi praktik baik. Saya menjadi narasumber dalam kegiatan komunitas belajar bernama KOMPETISI (Komunitas Belajar Tingkatkan Kompetensi) di SMAN 1 Gianyar. Judul materi yang didesiminasikan adalah "Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Blog".

        


        Tentunya dalam berbagai tahap perencanaan, persiapan, pelaksanakan sampai refleksi implementasi pembelajaran berdiferensiasi mengalami kendala. Namun, tantangan atau kendala tersebut dengan segera dapat diatasi dengan nilai-nilai kolaboratif dan komunikasi. Misalnya saja, pada kendala banyaknya siswa yang harus didiagnostik kesiapan, minat dan profil belajarnya maka satuan pendidikan bekerjasama dengan lembaga psikologis untuk mengukur. Sehingga Guru Mata pelajaran di SMAN 1 Gianyar dapat menggunakan hasil diagnosa itu untuk menjadi landasan merancang pembelajaran berdiferensiasi. Saya sendiri juga memanfaatkan hasil tes diagnostik tersebut yang berisi keterangan IQ, minat dan gaya belajar siswa.

Dari modul 2.1 yang saya lewati, adapun kesimpulan yan dapat saya tarik adalah:

  1. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha sadar Guru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mencapai tujuan pembelajaran dengan kebahagiaan dan keselamatan melalui  akomodasi kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi di kelas dapat dilakukan melalui adanya asesmen diagnostik, analisa hasil asesmen diagnostik, perencanaan, persiapan, penerapan dan refleksi evaluasi.
  2. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memebuhi kebutuhan belajar murid pada 3 kebutuhan utamanya secara kombinatif seperti kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Guru dapat mengakomodir dengan strategi pemenuhan melalui variasi konten, produk, maupun prosesnya. Misalnya saja pada kegiatan implementasi pembelajaran berdiferensiasi yang saya implementasikan. Tujuan pembelajaran: Siswa dapat memahami objek material geografi. Kegiatan kami kemas dengan membuat sebuah wallpaper di HP melalui foto objek material geografi yang ada di sekolah. Ada siswa yang foto anggrek (biosfer), kolam (hidrosfer), awan (atmosfer), tanah (litosfer), kegiatan pembelajaran (antroposfer). Semua siswa antusias karena dapat memilih produk yang ingin mereka buat dengan kesenangan hati. Namun dalam penerapannya tetap mengacu pada tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian.
  3. Kaitan modul 2.1 dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak sangat relevan. Alasannya adalah kondisi pembelajaran saat ini dengan berbagai dinamisme pada kodrat zaman serta karakteristik siswa GenZ sesuai kodrat alamnya. Pembelajaran berdasarkan flosofi Ki Hadjar Dewantara yang berprinsip menuntun sangat cocok. Belum lagi internalisasi nilai dan peran Guru Penggerak, serta Visi yang ingin dicapai dengan Budaya Poditif. Sangat nyambung, berkaitan, dan relevant.

Terima kasih.